Rabu, 06 Januari 2010

SISTEM INFORMASI

Sistem Informasi; Standar 11 (PTIK dan I-MHERE)
1. Bukti tertulis tentang adanya blue print yang jelas tentang pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi termasuk sistem yang mengatur aliran data, otorisasi akses data, dan sistem disaster recovery.
Ada bukti Perguruan tinggi memiliki
a. sarana dan prasarana yang mencukupi,
b. ada unit pengelola di tingkat institusi,
c. sistem aliran data dan otorisasi akses data,
d. sistem disaster recovery ,
e. blue print pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi yang terintegrasi.

Blue print tentang pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi termasuk sistem yang mengatur aliran data, otorisasi akses data, dan sistem disaster recovery, saat ini sedang dibangun melalui PHK I-MHERE 2007. Blue print tersebut merupakan kompilasi dari pengembangan ICT yang dikembangkan lewat berbagai Program Hibah Kompetisi (PHK), misalnya TPSDP. Manajemen Information System (MIS) yang mendapat grand TPSDP pada tahun 2002 merupakan cikal bakal dari blue print pengembangan ICT di Unhas. Lewat grand tersebut telah tersedia fasilitas yang mendukung pengelolaaan dan pemanfaatan ICT.
Grand yang sama untuk mengembangakan ICT diikuti oleh beberapa program studi (PS) , di antaranya PS Kimia, PS Teknik Elektro, PS Teknik Civil, PS Teknologi Hasil Pertanian, dan PS Teknik Pertanian. Begitu pula dengan PS yang mendapat Due Like, Semi-Que, PHK A1, A2, dan SP4. Lewat PHK tersebut, semua PS memiliki program pengembangan ICT, minimal menyediakan fasilitas ICT. Laboratorium computer yang tersebar diberbagai PS, disatukan lewat program Inherent dan IMHERE B2a (lampiran dokumen proposal dan laporan hibah setiap PS yang telah mengajukan program pengembangan dan atau fasilitas ICT+Laporan Inherent dan Imhere).
Proses penyatuan tersebut merupakan usaha yang berkelanjutan dari system pengelolaan dan manajemen informasi sebelumnya yang diajukan oleh MIS melalui program pembetukan Pusat Informasi Universitas (PIU). Pembentukan PIU tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor No ????. Pada tahun 2007, PIU direkstrukturisasi sekaligus diikuti dengan perubahan nama menjadi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan Surat Keputusan Rektor No ????.
Untuk melengkapi usaha pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan system informasi di Unhas, maka dalam program IMHERE B2a diajukan program ICT Policy Studies. Draft ICT Policy akan diajukan ke Senat untuk disahkan dan pengesahan tersebut direncanakan pada akhir tahun 2007. Dalam ICT Policy tersebut mencakup kebijakan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan system informasi di Unhas. Di samping itu, kebijakan ICT tersebut juga sudah mencakup sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system) untuk membantu pimpinan dalam melakukan perencanaan dan analisa evaluasi diri yang lebih baik serta pengambilan keputusan yang berbasis data. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan lebih obyektif.
Meskipun ICT Policy tersebut belum disahkan oleh senat Unhas, tetapi langkah-langkah operasional pengembangan Sisten Informasi dan Manajemen (SIM) Unhas sudah dan sedang dilakukan, misalnya pengembangan SIM telah dilakukan secara bertahap, mulai dari projek Due-like, TPSDP, PHK Inherent 2006, dan akan dikembangkan lagi lewat projek I-MHERE 2007-2008. Implementasi ICT Policy yang mencakup kebijakan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan ICT juga didukung oleh kuatnya komitmen pimpinan universitas.
Dalam hubungan sistem otorisasi aliran dan akses data (Lampiran UserGuide Penggunaan ICT), Unhas telah menetapkan akses ke fasilitas ICT dari waktu ke waktu, termasuk penetapan level akses, pemberian akses secara khusus, hak dan kewajiban serta pemberian hukuman dan sangksi. Kebijakan ini diarahkan untuk memudahkan akses ke informasi yang dibutuhkan oleh sivitas akademika dan stakeholders. Informasi individu dalam database terjaga dan aman.
Adapun tingkatan level dalam mengakses data ke SIM Unhas, hak akses setiap pengguna berbeda-beda sesuai dengan level login. Level login yang tersedia adalah:
a. Administrator / Super-user
b. Administrator Pusat
c. Administrator Fakultas
d. Administrator Jurusan/Bagian
e. Dosen
f. Mahasiswa
g. Umum
Pengaturan hak dan modul-modul yang dapat diakses diatur oleh Administrator / Super-user.
Dokumen-dokumen tertulis lainnya, selain dokumen ICT Policy, yang sudah dimiliki saat ini masih lebih berfokus pada pemanfaatan berupa adalah manual SIM Unhas. Dokumen-dokumen tersebut dapat di download dari masing-masing komponen SIM Unhas (SIM Akademik, SIM Asset, SIM Keuangan, Learning Management System (LMS), dan Proxy Libray).
Narasi tentang disaster discovery?????

2. Bukti tertulis tentang adanya sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system) membantu pimpinan dalam melakukan perencanaan dan analisa evaluasi diri dengan lebih baik dan pengambilan keputusan yang lebih obyektif.
Ada sistem pendukung pengambilan keputusan yang meliputi:
a. Pangkalan data
b. Data yang terolah menjadi informasi
c. Sistem Analisis Pengambilan Keputusan yang mengolah informasi past experiences, mensimulasi dan mengevaluasi alternatif keputusan yang akan diambil

SIM Unhas yang menyediakan pangkalan data saat ini adalah SIM Akademik, SIM Asset, SIM Keuangan, Learning Management System (LSM), dan Proxy Library (lampiran userguide masing-masing SIM). SIM ini dapat diakses secara intranet (10.0.1.7). SIM akademik mencakup modul-modul yang terkait dengan akademik, misalnya modul dosen, mahasiswa, admin akademik, penjadualan, penilaian, absensi, pencetakan (KRS, KHS, dll). SIM Akademik ini juga terintegrasi dengan modul keuangan (pembayaran SPP) dan fasilitas (penggunaan ruangan).
Pada SIM Akademik saat ini telah dikembangkan sistem informasi akademik misalnya informasi untuk mendapatkan dan mengetahui jumlah mahasiswa yang mendapat nilai A dari level jurusan hingga univeristas. Informasi-informasi lainnya dalam SIM Akademik akan dikembangkan lewat program I-MHERE dengan mengacu kepada ICT Policy Unhas untuk mendukung Sistem Analisis Pengambilan Keputusan. Begitu pula dengan Sistem Informasi lainnya seperti SIM Asset dan Keuangan tidak hanya terbatas pada pangkalan data, tetapi juga sudah berfungsi menjadi system informasi. SIM ini akan terus dikembangkan dan dimaksimalkan menjadi system pengolahan informasi yang terintegrasi lewat projek I-MHERE (lampiran proposal I-MHERE).
Sebagai tambahan, dalam program I-MHERE pengolahan data menjadi informasi pada masing-masing SIM tersebut akan saling terintegrasi. Hal ini diputuskan untuk mendukung Sistem Analisis Pengambilan Keputusan yang didasarkan pada data yang sudah terolah.

3. Sistem informasi yang dimiliki berupa basis data dan informasi yang minimal mencakup keuangan perguruan tinggi, aset, sarana dan prasarana, administrasi akademik, profil mahasiswa dan lulusan, dosen dan tenaga pendukung.
Sistem informasi merupakan basis data dan informasi yang mencakup
a. administrasi akademik, profil mahasiswa dan lulusan,
b. sumber daya manusia
c. aset, sarana dan prasarana,
d. keuangan perguruan tinggi,
e. sistem pembelajaran

Sistem informasi yang telah dimiliki Unhas adalah SIM Akademik, SIM Asset, SIM Keuangan, Learning Management System (LMS), dan Proxy Libray. SIM Akademik, SIM Asset, SIM Keuangan terintegrasi satu dengan yang lainnya. Sedangkan Learning Management System (LMS), dan Proxy Libray masih independent.
SIM Akdemik yang dipakai Unhas saat ini merupakan hasil pengembangan dari Sistem Informasi (SI) akademik sebelumnya. SI akademik ini telah dikembangkan dalam 4 periode. Periode pertama, periode tahun 80-an dikembangkan oleh tim Unhas. Periode kedua, dikembangkan oleh tim DIKTI dengan nama Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) pada tahun 90-an. Periode ketiga, dikembangkan melalui PHK TPSDP-BATCH I pada tahun 2002 dengan nama Academic Information System (AIS). Periode keempat, yang sedang diujicoba pemakaiannya saat ini, diputuskan sebagai standar SI Akademik Unhas saat ini, dikembangkan melalui PHK INHERENT 2006 yang dikenal dengan Academic Information Management System (AIMS). Selanjutnya SI Akademik yang hanya berupa pangkalan data sedang dan akan dikembangkan menjadi informasi akademik melalui PHK I-MHERE Unhas 2007 dan 2008.
Pengembangan SI Akademik dari tahap ke tahap tersebut didasari oleh 2 pertimbangan utama. Pertama, perkembangan teknologi software yang tidak lagi cocok untuk mendukung SI sebelumnya. Kedua, adanya kebutuhan-kebutuhan informasi tambahan yang belum tercakup pada SI sebelumnya.
Pada dua periode pertama SI ini berfungsi dengan baik pada tingkat Unhas untuk mendukung kebutuhan database akademik. Namun demikian, database akademik yang dikelola dengan baik terbatas pada database yang berhubungan dengan data akademik mahasiswa. Sedangkan database yang berhubungan dengan profil mahasiswa dan lulusan, dosen dan tenaga pendukung belum terkelola dengan baik. Pada periode ketiga, seiring dengan adanya PHK pada tingkat PS, SI ini mulai dikembangkan sendiri-sendiri oleh unit-unit pemenang PHK, karena kebutuhan akan informasi yang disajikan pada tingkat universitas terbatas dan cenderung tidak tepat waktu.
Meskipun AIS yang dikembangkan pada PHK TPSDP Batch I 2000 telah berbasis online dan cukup komprehensip cakupan databasenya, namun belum didukung dengan kebijakan dan komitmen pimpinan universitas untuk memanfaatkan AIS ini secara maksimal, sehingga pengelolaan database dan informasi akademik sejak periode AIS ini masih tetap dilakukan dengan sistem sendiri yang berbasis DOS dan belum berbasis online. Akibatnya, pada periode ini database dan informasi akademik ada yang dikelola pada tingkat universitas dan ada juga yang dikelola sendiri pada unit-unit kerja. Database akademik pada periode ini cenderung tidak konsisten antara satu dengan yang lainnya. Pada periode keempat, AIMS sudah dijadikan sebagai standar database online unhas. AIMS ini sudah memfasilitasi database administrasi akademik, profil mahasiswa dan lulusan, dosen dan tenaga pendukung (Lampiran Userguide dan diharapkan kepada direktur PTIK agar pada saat visitasi, SIM ini OK).
Saat ini AIMS Unhas telah memfasilitasi pengelolaan database EPSBED. Universitas berkomitmen untuk menjadikan AIMS ini sebagai SIM Akademik standar Unhas. Untuk itu, pimpinan Unhas berkomitmen untuk mengembangkan SDM dan infrastruktur pendukung lainnya untuk memaksimalkan pemanfatan AIMS.
SIM Aset, Sarana dan Prasarana Unhas dibuat lewat program Inherent tahun 2006. SIM ini tidak hanya menjadi pangkalan data, tetapi siap mengolah data menjadi informasi. Modul yang tersedia pada SIM ini di antaranya adalah Tanya P Jibril Saat ini, penginputan data-data asset, sarana dan prasarana Unhas terus dilakukan untuk. Kegiatan ini berfungsi tidak hanya untuk menginput data yang menjadi pangkalan data asset, sarana dan prsarana, tetapi juga dimaksudkan untuk mengkaji realibilitas dan kemampuan SIM itu sendiri. (lampiran SK Rektor untuk penginputan data asset, sarana dan prasarana serta suer guide).
Begitu pula dengan SIM Keuangan. SIM telah tersedia lewat program Inherent. SIM ini pun tidak hanya menjadi pangkalan data keuangan saja, tetapi dapat digunakan untuk mengolah data menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan. Di antara modul yang terdapat pada SIM keuangan adalah Tanya P Jibril, SIM keuangan ini belum dimaksilmalkan pengunaannya mengingat SIM ini sedang diuji tingkat kemampuan dan realibitiasnya. Pada saat yang sama, SIM ini sedang disosialisakan cara penggunaannya (userguide) pada unit terkait.
Learning Management System (LMS) dan Proxy Library (PL) merupakan dua system pembelajaran yang tersedia dan mulai diterapkan. Pada LMS, dosen pengampu mata kuliah dapat meng-upload materi kuliahnya dan soal-soal latihan dan ujian. Sistem pembelajaran ini pun memiliki blog yang memungkinkan dosen dan peserta kuliah melakukan komunikasi elektornik. Adapun Proxy Library lebih dimaksudkan sebagai tempat bagi para dosen untuk menyimpan dan memberikan materi rujukan perkuliahn yang terkait dengan mata kuiah yang diampunya (userguide LMS dan PL).
Untuk akses mahasiswa terhadap sumber-sumber informasi ilmiah dapat dilakukan melalui intranet http://10.0.1.7 melalui Proxy Library dan Learning Management System (LMS). Dokumen tertulis tersedia dalam bentuk user guide yang dapat di download dari ke dua sistem tersebut.

4. Bukti tertulis tentang adanya sistem informasi yang dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus serta akses bagi mahasiswa dan dosen terhadap sumber-sumber informasi ilmiah.
Ada bukti bahwa sistem informasi yang dikembangkan telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus serta akses bagi mahasiswa dan dosen terhadap sumber-sumber informasi ilmiah yang meliputi:
a. Website institusi
b. Fasilitas internet
c. Alamat e-mail dosen dan mahasiswa
d. jaringan lokal
e. Jaringan nirkabel

Universitas Hasanuddin memiliki website, www.unhas.ac.id. Website ini telah dan terus dikembangkan sejak tahun 1992. Website pertama berbasis DOS, sedangkan saat ini, website telah menggunakan PHP dan database MySql. Website pertama Unhas tersbeut dibuat dari komunitas dosen yang berada di luar negeri dan bekerjasama dengan komunitas dosen yang ada di Unhas. Tercatat Bapak Dedy Tykson di Amerika (mengambil S3) , Iqbal Jawwad di Jepang (S3) Rhiza S. Sadjad dan Tahir Ali di Unhas, serta Novandi Arisoni (BPPT) yang merupakan alumni fakultas tenik Unhas juga terlibat dalam pembuatan web tersebut. Adapun website sekarang merupakan pengembangan yang dilaksanakan sejalan dengan adanya berbagai hibah, mulai projek TPSDP MIS hingga Inherent. Kandungan website ini di antaranya adalah memuat berita, pengumuman, e-learning, publikasi, dan informasi lainnya yang juga terintegrasi dengan SIM Akademik.
Fasilitas internet yang tersedia saat ini terdapat pada unit jurusan, fakultas hingga pada unit pelayanan informasi tingkat univeristas. pada tingkat jurusan dan fakultas, fasilitas ini merupakan hasil dari berbagai program hibah kompetisi. Sedangkan pada tingkat univeristas yang dikelola oleh PTIK Unhas, merupakan hasil dari projek TPSDP dan belanja universitas. Fasilitas internet ini ada yang berbasis jaringan ada pula yang menggunakan wireless. Dapat dikatakan bahwa pada setiap fakultas telah tersedia hotspot yang dapat digunakan oleh sivitas akademika untuk berinternet. Fasilitas ini sangat membantu dosen dan mahasiswa melakukan komunikasi, baik secara internal maupun eksternal.
Fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan komunikasi internal dan eksternal kampus antara pimpinan struktural dengan dosen dengan dosen, dosen dengan mahasiswa dan mahaisswa dengan mahasiswa mahasisawa adalah melalui Webmail. Setiap dosen dan mahasiswa mendapat alamat email yang dibedakan berdasarkan fakultas. Dosen ekonomi Unhas mendapat email namadosenekonomi@fe.unhas.ac.id, sedangkan dosen fakultas sastra beralamat namadosenekonomi@fs.unhas.ac.id. (Lampiran alamat email pejabat structural, dosen dan mahasiswa serta administrator email).
Untuk memaksimalkan akses ke internet, unhas telah memiliki jaringan kabel dan wireless dalam bentuk hotspot (Tanya Pak Rhiza). Hotspot-hotspot tersebut ada yang dibangun dengan dana PHK, bantuan TELKOM sebanyak … buah, …… Sejak terbentuknya pengelola PTIK unhas sejak April 2007, pengendalian jaringan internet unhas dikelola oleh PTIK yang dipusatkan pada gedung SISDIKSAT unhas.

Perlu narasi sejarah pemasangan jaringan yang dilengkapi dengan gampar peta.

5. Bukti tertulis tentang adanya kapasitas internet dengan rasio bandwidth per mahasiswa yang memadai.
>0.75 Kbps/mhs

Kapasitas jalur internet yang dimiliki Unhas sendiri saat ini (tahun 2007) sebesar 6MB (S1 reguler 5M plus Pascasarjana 1M) up and down link (dokumen pembayar bandwith atau kontrak). Jalur lain ada yang dari SOI (School of Internet) sebesar …MB, ada yang dari GDLN (Global Distance Learning) sebesar … MB. Jumlah bandwith saat ini merupakan peningkatan yang sangat besar dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 2M dan pada tahun 2005 dan sebelumnya hanya sebesar 256KB. Peningkatan kapasitas internet ini dilakukan mengingat kebutuhan akses sivitas akademika Unhas bertambah setiap saat. Bahkan, dalam rapat koordinasi pimpinan pertengahan tahun ini, kapasistas internet ini akan dinaikkan menjadi 10M pada tahun 2008.
Bandwith yang tersedia saat ini hanya digunakan oleh sebagian dosen dan mahasiswa (dokumen jumlah dosen dan mahasiswa yang menggunakan internet). Jumlah mahasiswa perakhir tahun 2007 adalah 20,774. Jika besaran bandwith dibagi dengan jumlah mahasiswa, maka diperoleh 0,29 Kbps/mhs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar